Lagi, dia memakai hoodie dan denim yang dipadukan dengan sneakers di pertemuan kami kali ini. Menurutnya penampilan seperti itu adalah yang terbaik dan harus kuakui itu. Meskipun hoodie oversize berwarna abu-abu dengan corak army dibagian belakangnya yang sedang ia pakai itu tampak lusuh walaupun bukanlah barang lama, masih terlihat begitu bagus ditubuhnya. Rambutnya yang mulai memanjang dari terakhir kali aku bertemu dengannya mencuri perhatianku. Penampilannya yang sangat biasa itu tak begitu mencolok di barisan antrian dimana kami berdiri sekarang. Seperti biasa, kedai sandwich yang terletak dipinggiran kota pagi itu sudah memiliki barisan pembeli yang mengular. Aku dan dia tak menyerah karena itu bukan pertama kalinya untuk kami dan makanan yang mereka jual sangat layak untuk mendapatkan itu. Pagi itu cuaca sedikit berangin namun matahari masih bersedia untuk menampakkan dirinya. Tanpa sadar aku dibuat menggigil dibalik kaos lengan panjangku. Aku tak tahu jika dia memperhatikannya. Dia menyimpan ponselnya ke dalam saku belakang jeansnya dan siap menarik bagian belakang hoodienya hendak melepaskannya. Aku mengamatinya. Tanpa kata, ia membiarkan rambutnya berantakan karena bagian bawah hoodienya terangkat hingga atas kepalanya. Aku yang menyaksikan gerakan mulusnya itu membantu menarik kaos oblong putih dibalik hoodienya yang dibuat terangkat dan memperlihatkan bagian pinggangnya sedikit. Setelah hoodienya benar-benar terlepas dari tubuhnya, ia kemudian memasangkannya ke tubuhku. Dari menggulung hoodie itu hingga memperlihatkan bagian kepalanya lalu memasukkannya dari atas kepalaku, dia melakukannya dengan begitu baik. Terbukti karena ia tak merusak tatanan rambutku yang terurai dengan rapi. Aku merasa seperti anak kecil untuk sejenak saat itu. Dia mengangkat lenganku satu per satu hingga hoodie oversizenya benar-benar menenggelamkan tubuhku. Aku melihat dia tersenyum saat dia menggulung bagian lengan hoodie yang menghilangkan telapak tanganku. Aku tak bisa menolak kehangatan hati yang ia berikan itu. Sentuhan terakhir yang ia berikan adalah menutupi kepalaku dengan tudung hoodie dan menarik kedua tali tudung bersamaan untuk merapatkannya. Ia tak lupa untuk merapikan rambut-rambut kecilku dengan menyisirkannya dibelakang daun telingaku. Dan kini aroma tubuhnya yang harum itu menyatu dengan tubuhku karena hoodienya. Siapa sangka dia begitu manis seperti itu?
Dia lebih memilih untuk bersikap manis dibanding menasihatiku.
Dia lebih memilih untuk melindungiku daripada dirinya sendiri.
Dia memiliki jawabannya sendiri tanpa memberikan pertanyaannya.
Dia yang selalu menjadi istimewa untukku.
- Kim.B/ 10.03.18
Komentar
Posting Komentar