Dia adalah orang pertama yang menarik mataku setelah lima menit aku memasuki gedung pernikahan malam itu. Aku tertarik dengan dia yang memakai kemeja hitam polos, jeans hitam, sneakers hitamnya dan kamera hitam ala fotografer ditangannya. Dia adalah pria yang aktif diantara banyaknya mereka yang juga berseragam hitam dan membawa kamera professional lainnya. Dia membuatku tersenyum saat ia meminta sekelompok wanita yang baru saja turun dari panggung utama setelah memberikan ucapan selamat pada pengantin yang adalah tokoh utama acara ini untuk ia potret. Laki-laki itu memberikan aba-aba dan mengambil foto mereka dengan cepat. Dia mengakhirinya dengan acungan jempol dan senyuman ramah yang menular. Setelah itu dia kembali berkeliling mencari sesuatu untuk ia potret. Di tengah acara saat para tamu memberikan perhatiannya ke atas panggung karena pengantin sedang melakukan upacara adat yang singkat, lagi-lagi mereka yang berseragam hitam dan membawa kamera kembali menyibukkan diri di sekit