Langsung ke konten utama

A Man Behind Lens

Dia adalah orang pertama yang menarik mataku setelah lima menit aku memasuki gedung pernikahan malam itu. Aku tertarik dengan dia yang memakai kemeja hitam polos, jeans hitam, sneakers hitamnya dan kamera hitam ala fotografer ditangannya. Dia adalah pria yang aktif diantara banyaknya mereka yang juga berseragam hitam dan membawa kamera professional lainnya. Dia membuatku tersenyum saat ia meminta sekelompok wanita yang baru saja turun dari panggung utama setelah memberikan ucapan selamat pada pengantin yang adalah tokoh utama acara ini untuk ia potret. Laki-laki itu memberikan aba-aba dan mengambil foto mereka dengan cepat. Dia mengakhirinya dengan acungan jempol dan senyuman ramah yang menular. Setelah itu dia kembali berkeliling mencari sesuatu untuk ia potret. Di tengah acara saat para tamu memberikan perhatiannya ke atas panggung karena pengantin sedang melakukan upacara adat yang singkat, lagi-lagi mereka yang berseragam hitam dan membawa kamera kembali menyibukkan diri di sekitar panggung untuk mengabadikan momen yang tak akan terulang kembali itu. Ia salah satu dari mereka yang berseragam hitam, dengan sigap mencari sudut-sudut yang ia rasa bagus untuk membidik tertangkap lagi oleh mataku. Aku mendekat ke arah panggung dan mengamatinya.

Di dalam ruangan yang sangat terang itu aku melihat sesuatu yang berbeda didalam dirinya. Ia mencuri perhatianku dengan cepat karena penampilannya yang berbeda dari laki-laki yang lain, ya ia memiliki rambut yang panjang dan ia mengikat rambutnya itu. Seketika ia terlihat begitu menonjol bagiku. Bahkan disaat aku sedang menikmati beberapa hidangan dan disaat yang sama dia memotret beberapa tamu yang ada, tanpa sadar aku berusaha mencuri perhatiannya. Aku ingin ia memotretku. Aku ingin ia melihatku melalui kameranya dan mengabadikan beberapa gaya terbaikku tanpa aku sadari, yang biasa mereka sebut sebagai foto candid. Aku tertarik padanya dengan mudahnya. Dia memiliki sesuatu yang membuatku tak henti memandanginya bahkan memikirkannya. Entahlah, aku tak tahu apa itu. Aku pikir hanya sampai disitu aku bisa menikmati kehadirannya, ternyata tidak.

Untuk menutup kehadiran, mereka yang membawaku ke acara itu; kakakku dan teman-temannya memintaku untuk memotret mereka dan dengan senang hati aku melakukannya. Setelah satu jepretan lalu disusul dengan merubah sedikit posisi dan menjepret lagi tiba-tiba salah satu dari mereka berseru kepada seseorang dibelakangku dengan senangnya. Aku merasa bingung dan kemudian memutar kepalaku untuk melihat siapa yang telah membuat mereka berseru seperti itu. Aku tak bisa menduga sebelumnya dan tak kalah senangnya saat melihat dia, laki-laki yang telah mencuri perhatianku selama aku disana tadi lah yang membuat rekan-rekanku kegirangan, cukup membuat heran karena mereka tak saling mengenal. Mereka senang melihat laki-laki itu karena mereka bisa meminta bantuannya untuk memotret mereka. Ekspresi terkejut terpasang diwajahku. Kurasa dia belum sempat memotret aku yang sedang memotret sebelumnya karena lalu lalangnya para tamu lainnya (meskipun aku berharap ia bisa mendapati momen itu dan meskipun itu hanya bagian belakang tubuhku yang terlihat) dan dengan cepat aku bergabung memposisikan diriku dipaling ujung barisan setelah ia memberi isyarat untuk siap memotret kami. Tidak berjalan dengan mulus di kesempatan pertama karena saat ia memberikan kode berhitung dengan salah satu jemarinya yang tak memegang kamera sebelum jemari lainnya menekan tombol shutter, dua orang wanita tiba-tiba menghalangi kami yang sedang bergaya dengan berjalan didepan kami begitu saja. Bukan hanya kami yang terkejut dengan itu, dia pun juga terlihat terkejut. Aku tertawa saat melihat ekspresi terkejutnya yang terbilang cukup ramah itu. Tak butuh jeda lama karena setelah itu ia kembali berhitung selagi membidik lalu menekan tombol shutter di kameranya dan mengakhirinya dengan acungan jempol. Bahkan senyuman ramahnya itu tak ia lupakan. Itu adalah akhir yang bahagia darinya untukku malam itu.


Aku tak suka keramaian. Tapi entah mengapa disaat aku sudah ada didalamnya, aku tak bisa menghentikan diriku yang mengamati sekelilingku seakan aku mahir dalam hal itu. Aku datang dengan perasaan yang baik. Terima kasih telah menjaga perasaan itu hingga akhir. Aku sangat menikmati waktu singkat mengamatimu. Apa yang kau lakukan saat itu terlihat begitu menyenangkan meskipun kebanyakan orang tak begitu mempedulikan keberadaanmu itu. Terima kasih.. itu malam yang menyenangkan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

His Hoodie

Lagi, dia memakai hoodie dan denim yang dipadukan dengan sneakers di pertemuan kami kali ini. Menurutnya penampilan seperti itu adalah yang terbaik dan harus kuakui itu. Meskipun hoodie oversize berwarna abu-abu dengan corak army dibagian belakangnya yang sedang ia pakai itu tampak lusuh walaupun bukanlah barang lama, masih terlihat begitu bagus ditubuhnya. Rambutnya yang mulai memanjang dari terakhir kali aku bertemu dengannya mencuri perhatianku. Penampilannya yang sangat biasa itu tak begitu mencolok di barisan antrian dimana kami berdiri sekarang. Seperti biasa, kedai sandwich yang terletak dipinggiran kota pagi itu sudah memiliki barisan pembeli yang mengular. Aku dan dia tak menyerah karena itu bukan pertama kalinya untuk kami dan makanan yang mereka jual sangat layak untuk mendapatkan itu. Pagi itu cuaca sedikit berangin namun matahari masih bersedia untuk menampakkan dirinya. Tanpa sadar aku dibuat menggigil dibalik kaos lengan panjangku. Aku tak tahu jika dia memperhatikannya.

Top 5 Songs That Makes Me Feel Alive

👀 Road - G.O.D Road jadi lagu Jiodi (G.O.D) yang paling baru yang aku dengerin (bukan lagu mereka yang baru rilis yess). Ini l agu lawas mereka yang kebetulan di nyanyiin ulang sama beberapa penyanyi yang dimasukin ke album 20th Annivnya Jiodi.  Pertama kali denger lagu itu lewat acara musik yang konsepnya busking gitu,  Begin Again . Ngikutin acara itu dari awal tayang sampe ada di episode sekian, mereka nyanyiin satu lagu yang di endingnya itu ngebikin salah satu cast acara yang juga penyanyi nangis sesenggukan setelah dengerin lagunya. Penasaran doongg sayah kenapa penyanyi itu nangis sampe walk out bentar buat nenangin diri. Setelah mantengin video full versinya aku baru tau kalo lagu yang dinyanyiin itu adalah lagunya Jiodi,  Road.  Yang awalnya dibuat nangis pas nonton videonya habis itu dibuat nangis lagi pas baca arti lirik lagunya. HANCUR HATI INI SEKETIKA BUNNGG. Ya allah, pantesan penyanyi itu bisa nangis dengerinnya lah lagunya loohh artinya bener-bener mewakilin semua ora

Songs Of The Week~

Layaknya musim yang silih berganti tanpa henti, lagu -lagu pun juga semakin kesini semakin banyak yang baru. Entah itu dengan genre pop, ballad, rock atau yang lain -lain. Penyanyi -penyanyi punya giliran buat rilis lagu -lagu yang mereka ciptain. Nahhh, disini aku mau share tentang lagu yang lagi intens banget didengerin. Ada 2 lagu dan itu lagu pop -ballad gitu dari dua penyanyi yang berbeda. Apa aja, yuklah bahas. 🔃 RUNAWAY by BOBBY Jadiiiiii ini lagu ketiga terfavorit aku di album solo Bobby; Love And Fall setelah I Love You dan Tendae. Albumnya sendiri udah rilis tahun 2017 kemarin. Kenapa lagu ini bisa jadi favorit? sudah pasti karena lagunya bagus, enak banget didengerinnya, langsung nempel gitu aja di kepala, apalagi arti lirik lagunya DUUUHH pengalaman pribadi banget bwahaha, jadi ya gituuuu masuk lah ke playlist favorit ohoho. Pertama denger lagu ini dari hasil mantengin perform Bobby as singernya yang waktu itu ada jadwal manggung di Jakarta, 31 Agustus 2019 kemaren. K